Skip to main content

Pribahasa " L'arachide a oublié la peau,, Kacang Lupa Kulitnya

Indoku.id | Bengkulu, Kaur-

Peribahasa" L'arachide a oublié la peau" (Bahasa Perancis )"kacang lupa kulitnya"biasanya dilontarkan pada seseorang yang “lupa diri” merujuk pada orang yang tidak tahu diri sama halnya orang sombong yang lupa asal usulnya .

Pribahasa itu sendiri di jelaskan dalam buku Mega Book Pelajaran SD/MI Kelas IV, V, & VI karya Tim Guru Eduka (2015).

(Minggu 28/08/2022)

 

Adapun contoh kacang lupa kulit, yaitu orang miskin dari desa yang pergi ke kota dan menjadi kaya, terkenal, atau memiliki jabatan tinggi. Namun ia menjadi sombong hingga lupa daratan.

 

Peribahasa tersebut juga dapat digunakan untuk konteks pertemanan, seperti seseorang yang meninggalkan teman lamanya usai menemukan teman baru.

Ph

Makna dari pribahasa tersebut dapat di uraikan "Posisikanlah sebagai kacangnya. Jangan posisikan yg memakan/mengupas kacang.

 

Kalau kacang tidak dikupas dia ada didalam tanah saat dia sudah masak. Maka kulit yg melindungi dia lambat laun akan membusuk.

 

Sementara sangkacang akan tumbuh tunas dan daun.

 

Kemudian dia membesar menjadi pohon baru.

 

Sementara sang kulit yg melindungi dia dari kecil membusuk terlupakan didalam tanah.

 

Bahkan dia terurai oleh bakteri yg kemudian di manfaatkan oleh si kacang untuk tumbuh membesar.

 

Jadi bisa kita lihat perjuangan si kulit supaya si kacang bisa tumbuh besar. Bahkan sang kulit mengorbankan dirinya.

 

Apa jadinya kalau sangkacang melupakan peran si kulit yg besar sampai dia tumbuh besar.

 

SAYA beberapa kali baca ungkapan itu. Dan suka spontan aja tersenyum sendiri.Dulu, sebelum saya ‘berpikir’, kalimat itu terasa lumrah dan biasa saja. Tapi, entah mulai kapan saya merasa kalimat itu tak pantas diucapkan, terutama untuk semua insan yang punya cita-cita tinggi, bermanfaat dalam hidupnya, dunia akhirat.

 

Bukankah, kalo kita sudah berjasa kepada orang lain artinya kita sudah bermanfaat? Syukur alhamdulilah bisa bermanfaat. Begitu seharusnya mungkin tutup Marzan, S.M (27) warga Semidang Gumay "ia sambil tersenyum"

 

Henry